Jumat, 01 April 2011

Bedugul

Pura Ulun Danu Beratan
Dengan pemandangan alam berwarna hijau dan air dingin Danau Beratan, Pura Ulun Danu mempesona pengunjung dan menarik orang dari seluruh penjuru dunia.
Sejarah Ulun Danu kembali diceritakan ke era ketika I Gusti Agung Putu mendirikan Kerajaan Mengwi. Beliau membangun Ulun Danu Beratan sebagai Pura untuk memuja Tuhan di Pura Puncak Mangu
. Berdasarkan Prasasti Babad Mengwi, pada tahun 1556 tahun Saka, disebutkan bahwa I Gusti Putu Agung dikalahkan oleh raja lainnya, dan akhirnya dikuasai oleh I Gusti Ngurah Tabanan sebagai daerah yang ditaklukkan. I Gusti Agung Putu berkehendak untuk mengembalikan kekuasaan dan kesucian, dan beliau pergi ke Puncak Mangu untuk bermeditasi, kemudian beliau diberkati kekuatan untuk mengembalikan kembali kekuasaannya.
Pura Ulun Danu terdiri dari empat kompleks: satu di bagian timur adalah Pura Lingga Petak. Pura ini memiliki empat pintu menghadap keempat penjuru angin. Disebutakn bahwa di dasar Pura terdapat tiga batu besar ditemukan dengan warna putih, merah, dan terkecil adalah hitam. Tempat suci ini didedikasikan untuk Ida Bethara di Ulun Danu Beratan.
Kompleks kedua berada di sebelah barat adalah Pura Lingga Petak, yang disebut Pesimpangan Puncak Mangu. Puncak Mangu dianggap sebagai simbol kesuburan tanah. Jadi, dalam pada Pura ini, dewi kesuburan dan kesejahteraan dipuja. Kompleks terbesar di Pura ini adalah Pesimpangan Terate Bang. Pura utama yang memiliki tumpang tujuh, dimana Tuhan sebagai pencipta bumi dan kehidupan dipuja. Salah satu Pura di kompleks tersebut ditujukan bagi leluhur Raja Mengwi. Yang tidak kalah pentingnya dalah, Dewi Uma, istri dari Dewa Siwa, dipuja di kompleks Terate Bang. Dewi Uma dianggap sebagai sumber kebahagiaan.
Pura Ulun Danu Beratan, terletak di Candi Kuning, Kabupaten Tabanan, merupakan salah satu ikon yang paling menonjol dari Bali, serta merupakan tempat yang tenang dan penuh inspirasi untuk dikunjungi.
Enhanced by Zemanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih buat komentarnya